POKERPELANGI Dear Pak Ahok, maaf Pak, izinkan saya berbahasa santun menuliskan isi hati saya, dan mungkin juga mewakili jutaan muslim negeri ini. Namun mohon maaf, saya tidak bisa mengikuti gaya bahasa anda, jadi mudah-mudahan gaya bahasa saya ini bisa Bapak cerna.
Dear Pak Ahok, Bapak tentu masih ingat peristiwa awal reformasi '98...saya dengar memang Pak Ahok tidak ada disana, tapi pasti menyaksikan lewat TV bahwa Bapak Pembangunan Indonesia HM.Soeharto yang sudah berkuasa 32 tahun, dengan legowo "hanya" karena didesak puluhan ribu mahasiswa beliau mundur dari jabatannya. Padahal, jika Pak Harto berkeras seperti bapak, dengan segala kekuasaan yang dia punya, bisa saja dia bubarkan demo mahasiswa secara paksa. Tapi beliau negarawan pak... dengan legowo meletakkan jabatan Presiden untuk kemaslahatan Bangsa, negeri yang telah beliau pimpin selama puluhan tahun.
Dear Pak Ahok, Bapak pasti tau kan, berapa jumlah peserta Aksi 212 kemarin ? Sudahlah...tak perlu membohongi diri sendiri, tak usah menghibur hati menyaksikan Met** TV, lalu jangan dengarkan bisikan para pendukung Bapak...Jumlah kami jutaan pak, lebih dari 7 juta itu bisa dengan mudah dicarikan faktanya melalui kecanggihan teknologi. Jutaan pak...ini bukan demo puluhan ribu Mahasiswa seperti tahun 1998, ini aksi seluruh lapisan umat Islam negeri...yang tidak ridho Kitab sucinya dinistakan...lalu bapak masih menyebut kami peserta bayaran. Duh bapak, ringan sekali mulut anda berkata-kata seenaknya...😡
Dear Pak Ahok, saya ingat setelah tuntutan berbagai pihak akhirnya anda minta maaf kepada ummat Islam...walau saya rasa itu bukan dari hati tapi lebih karena diintervensi. Namun saya kaget lagi, pas kemarin wawancara dengan Al Jazeera, Bapak kembali mengaku "TIDAK MENYESAL". Hhhmmm....sudah kuduga 🤔🤔🤔.
Dear Pak Ahok, satu masalah belum selesai, kembali anda dan kroni membuat kami sakit hati, anda perlakukan Ulama yang amat kami hormati, Pimpinan tertinggi MUI, Rois 'am PB NU dengan jutaan ummat, anda perlakukan dengan sangat tidak layak, bahkan diancam dipidanakan. Demi Allah Pak...kami tidak ridho dunia akhirat !!! Saya Putra ulama NU tau benar bagaimana kaum Nahdiyin begitu menghormati Kyainya !
Dear Pak Ahok, walau akhirnya anda juga minta maaf (mungkin karena ketakutan ditinggal fans anda yang sebagian warga NU), luka bagi ummat Islam akan sulit terobati. Bapak bagai menyiram luka kami yang belum sembuh dengan bara api. Aduhai Bapak Ahok...sebegitu jumawanya engkau.
Dear Pak Ahok, tidak cukup dengan menyakiti Kyai kami, Bapak pun menyeret mantan Presiden SBY ke pusara konflik. Hebat sekali bapak...punya segala macam kartu truf Bangsa ini, semua data Bapak dan tim pembela punya...mungkin Bapak juga punya rekaman pembicaraan saya dan istri di kamar, atau ceramah saya di hadapan jamaah mengajak untuk membela agamanya jangan-jangan Bapak juga punya transkripnya...seram sekali pak. Saya jadi tidak nyaman hidup di negara yang amat saya cintai kalau tidak ada kebebasan seperti ini. Lalu pendukung Bapak pasti akan bilang...pindah saja ke Arab ! Lagi-lagi saya bertanya "yang sumbu pendek" itu sebenarnya siapa ???
Dear Pak Ahok, tidak usah mencari kambing hitam, ini semua salah Habib Rizieq, salah MUI, salah FPI...tidak pak! Habib Rizieq dan FPI sudah ber-Nahi Munkar sebelum bapak terkenal seperti saat ini. MUI pun telah mengeluarkan fatwa sejak lama. Please jangan bilang juga ini fatwa pesanan...MUI hanya meneruskan apa yang ada dalam belasan ayat Al-Qur'an tentang larangan memilih pemimpin yang tidak seaqidah.
Dear Pak Ahok, sudahlah...mari kita cukupi semua ini. Jika Bapak adalah seorang Kstaria yang cinta tanah air, MUNDURLAH...ini semua demi kemaslahatan Bangsa Pak. Jika Bapak dan kroni tetap berkeras, saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi kepada Bangsa ini kedepan.
Dari saya, seorang muslim yang mencintai NKRI dan Kebhinekaan.
Hilmi Firdausi
Kajian Hilmiyah
